Semua Bisa Menyembuhkan

photo_2017-03-20_16-01-25.jpg

Allah mengatakan bahwa tiada penyakit yang tiada obatnya, kecual ajal. Dan Rasulullah mengatakan bahwa dalam tubuh manusia ada segumpal daging yang kalau ia baik, maka seluruh anggota tubuh akan baik. Sebaliknya kalau ia buruk, seluruh anggota tubuh akan buruk. Daging itulah hati. Maka sesungguhnya hati inilah yang menjadi alat pertama untuk menyembuhnkan penyakit apapun. Kalau kita mau seluruh anggota tubuh kita baik dan sehat selalu, maka hati harus kita jaga untuk baik selalu.

Menjaga hati sangat penting, karena hati bisa mempengaruhi pikiran, perkataan dan perbuatan. Saat hati sedang baik, maka perasaan, perkataan dan perbuatan kita akan menjadi baik. Saat hati sedang rusuh, kesal, dendam, benci, maka seluruh anggota tubuh akan buruk.

Dan pikiran, perkataan dan perbuatan ini mempengaruhi seluruh sel dalam hidup kita. Air ternyata menyerap energi dari hati, perkataan, pikiran dan perbuatan. Saat hati, perasaan, perkataan dan perbuatan baik, air akan membentuk molekul yang baik. Maka air yang baik akan mudah menghantar oksigen dan nutrisi.

Saat hati, perasaan, perkataan dan perbuatan buruk, air akan membentuk molekul yang buruk. Molekul air yang buruk akan menyebabkan kondisi tubuh yang buruk pula. Kesehatan kita terganggu, dan kalau hal ini berjalan dalam jangka waktu lama, kesehatan tubuh akan benar-benar terganggu.

Bahkan seorang healer kondang dari Amerika, Louis Hay, mengatakan bahwa kanker adalah hasil makan hati yang menahuh. Nah…

Berikut ini adalah video yang berhasil kami rekam dan tayangkan secara live di facebook dengan topik “Semua Bisa Menyembuhkan” dalam kegiatan pertemuan anggota Lavender Ribbon Cancer Support Group di Yogyakarta, 19 Maret 2017.

Kita simak yuk bagaimana emosi kita bisa berdampak pada kesehatan kita dan bagaimana kita bisa mengatasinya, menyembuhkan diri kita sendiri:

Semoga berkah dan bermanfaat ya.

Ditayangkan juga di: Semua orang bisa menyembuhkan, dengan izinNya.

 

Ternyata bukan kanker yang membunuh. Kita membunuh diri tanpa sadar sebelum kanker ada. Kanker menyelamatkan kita


Diambil dari:

“Orang -dan aku- fikir kanker membunuhku. Ternyata aku sendiri yang membunuh diriku sebelum kanker datang. Kanker menyelamatkan hidupku.”  

Teman-teman, karena banyak yang memintaku menterjemahkan paparan Anita Moorjani yang aku kirim kemarin ini, maka ini adalah terjemahan dari paparan tersebut. Meskipun tidak persis 100%, semoga tetap dapat diambil inspirasinya.

Selamat menikmati dan semoga berkah dan bermanfaat.

🌺🌿🌺🌿

“Sungguh sangat senang berada di sini. Saya sangat bahagia melihat anda semua. Tahukah anda, bahwa alasan terbesar mengapa aku sangat bahagia berada di sini, adalah karena aku seharusnya sudah tidak lagi hidup hari ini. Seharusnya aku sudah meninggal 2 Februari 2006. Hari itu seharusnya menjadi hari terakhirku dalam hidup fisik ini. Karena pada hari itu dokter mengatakan pada suamiku dan keluargaku bahwa aku hanya punya beberapa jam saja untuk hidup.

Aku sekarat karena N-stage lymphoma, sejenis kanker getah bening. Aku sudah berjuang menghadapinya selama empat tahun pada hari itu. Kanker sudah menyebar ke seluruh tubuhku melalui kelenjar getah beningku.

Saat itu aku mengalami koma. Dokter berkata saat itu adalah jam-jam terakhirku, karena seluruh organ tubuhku sudah tak lagi berfungsi. Jadi kalau ada yang harus menemuiku sebelum aku meninggal, itulah saatnya.

Pada saat itulah, tanpa sepengetahuan siapapun yang ada di sekelilingku, meskipun aku sedang ada dalam koma, dan mataku tertutup, aku sadar akan apapun yang terjadi di sekelilingku. Aku menyadari betapa stress nya suamiku, namun ia terus ada di sebelahku memegang tanganku. Aku tahu apapun yang dilakukan para dokter. Mereka memasang berbagai alat dalam tubuhku, menyedot cairan dalam paru-paruku agar aku dapat bernafas lebih mudah.

Aku tahu segala hal yang terjadi saat itu. Aku merasa memiliki penglihatan 360 derajat. Aku bisa melihat semua yang terjadi di sekeliling tubuhku, tapi tidak hanya apa yang terjadi di dalam ruangan itu, aku bisa melihat lebih dari itu.
Seakan-akan aku bisa keluar dari tubuhku. Aku melihat tubuhku terbaring di tempat tidur rumah sakit. Tapi aku tak lagi terikat padanya. Rasanya aku bisa berada di manapun pada saat yang sama. Rasanya di manapun aku meletakkan perhatianku, di sanalah aku berada.

Aku tahu apa yang terjadi pada saudaraku di India. Tubuhku ada di Hong Kong. Saudaraku ada di India, bergegas menuju pesawat terbang untuk menjengukku. Ia ingin melihatku sebelum aku meninggal. Aku bisa melihatnya. Aku merasa aku berada bersamanya. Aku melihatnya di pesawat.

Lalu aku juga bisa merasakan kehadiran ayah dan sahabatku yang sudah meninggal. Aku merasa mereka memanduku dan berkomunikasi denganku.

Satu hal yang kurasakan dalam kondisi yang sangat meluas ini, aku merasa mendapat kejelasan. Aku bisa memahami segalanya. Aku mengerti mengapa kanker ada padaku. Saat itulah aku sadar bahwa aku lebih besar darinya. Sesungguhnyalah kita semua lebih besar dan lebih kuat dari apa yang kita sadari saat kita berada dalam tubuh fisik kita.

Aku merasa aku terhubung dengan semua orang, dokter, suster, suamiku, ibuku, saudaraku, dan semua. Aku merasa bahwa kita semua memiliki kesadaran yang sama. Aku merasa bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Aku bisa merasakan stress yang mereka rasakan.

Aku bisa merasakan bahwa dokter sudah menyerah. Tapi aku merasa bahwa saat itu aku tidak terpengaruh drama yang sedang berlangsung. Aku merasa bahwa saat kita tidak terperangkap tubuh fisik kita, kita semua, aku dan anda, dan kita semua, kita semua adalah ekspresi dari kesadaran yang sama. Itulah yang aku rasakan.

Aku merasa ayahku mecoba memberi tahuku bahwa saatku belum tiba. Aku masih harus kembali ke tubuh fisikku. Awalnya, aku tak mau kembali, karena aku saat itu merasa bisa memilih. Jadi awalnya aku tak mau kembali. Aku tak bisa menemukan alasan apapun untuk kembali pada tubuh yang sakit dan sekarat. Aku merasa menjadi beban keluargaku, aku menderita. Jadi aku tak mau kembali.

Tapi kemudian aku tiba-tiba aku merasa mengerti. Dan karena aku mengerti mengapa kanker ada padaku, aku tahu bahwa kalau aku kembali pada tubuhku, tubuhku akan sembuh dengan cepat sekali. Jadi, saat itu aku memutuskan untuk kembali, dan seakan-akan ayah dan sahabatku berkata padaku, “Sekarang kamu tahu sesungguhnya kamu siapa, jadi kembalilah hidup tanpa rasa takut.”

Dan pada saat itulah aku terbangun dari koma.

Keluargaku sangat lega melihatku bangun. Dokter tak bisa menjelaskan. Dokter-dokter ada di sana dan mereka sangat kaget, tapi mereka juga sangat berhati-hati, karena mereka tak bisa tahu apa yang sedang terjadi, dan aku pun masih sangat lemah.

Tak ada yang tahu apa yang sedang terjadi. Apakah aku akan terus bebas dari koma, sembuh, atau kembali sakit. Tapi aku tahu, aku akan membaik. Aku mengatakan pada keluargaku, “Aku akan membaik, aku tahu aku akan membaik. Ini bukan waktuku.”

Dalam lima hari aku sudah bisa keluar dari rumah sakit, pulang ke rumah. Aku bebas dari kanker secara total.

Saat itu aku mulai hidup kembali, dan hidupku benar-benar berubah. Kesadaranku mengubah cara pandangku pada dunia. Pengalamanku mengubah pandanganku pada tubuh fisikku, pada sakit, dan pada dunia.

Kini aku merasa bahwa kita semua ada dalam sebuah gudang yang sangat gelap. Anda tak bisa melihat apa-apa, apa yang ada di depan anda, dan di manapun. Benar-benar gelap dan kita hanya punya satu lampu senter. Bayangkan anda menyalakan lampu senter itu dan mencoba melihat ada apa di sekitar anda. Apapun yang dapat anda lihat hanyalah apa yang bisa tertangkap oleh lampu senter tersebut. Saat kita mengarahkan senter ke sana, hanya di sana itulah yang dapat kita lihat. Lainnya tetap gelap. Kalau anda mengarahkan ke tempat lain, tempat lain itulah yang akan menjadi jelas terlihat. Lainnya tetap gelap.

Dan bayangkan tiba-tiba suatu hari sebuah lampu besar menerangi seluruh gudang besar itu, dan anda tiba-tiba sadar bahwa ternyata gudang itu amat sangat besar. Gudang itu jauh lebih besar daripada yang bisa anda bayangkan sebelumnya. Ada rak-rak bersisi-sisian dengan berbagai jenis barang berbagai rupa. Segala hal yang bisa anda bayangkan dan tak bisa anda bayangkan ada di sana, semua ada di rak-rak tersebut. Ada yang cantik, ada yang tak terlalu cantik. Ada yang besar, yang kecil, ada yang memiliki berbagai warna yang tak pernah anda lihat sebelumnya, warna yang tak pernah anda bayangkan ada. Ada yang aneh dan lucu, semua ada tertata rapi. Ada yang pernah anda lihat dengan bantuan lampu senter, tapi sebagian besar tak pernah anda lihat, karena lampu senter itu tak pernah mampu mencapai semua itu.

Kini bayangkan lampu besar itu mati lagi, dan anda kembali hanya bisa menggunakan satu lampu senter. Kini meskipun anda hanya bisa melihat dengan satu lampu senter, anda sudah tahu bahwa banyak sekali yang ada di gudang di mana anda berada. Semua ada saat itu juga secara besamaan dengan apa yang tak bisa terlihat. Kini anda tahu bahwa meskipun anda tak bisa melihat semua itu, bukan berarti semua itu tak ada. Anda tahu kini bahwa anda memiliki pengalaman ini. Inilah yang aku rasakan.

Aku merasa bahwa ada banyak sekali hal dari apa yang kita percayai ada, dan jauh lebih banyak dari yang pernah kita alami. Cuma memang semua itu tak bisa dijangkau oleh lampu senter kita.

Untuk membantu anda lebih mengerti lagi, aku ajak anda bermain, bereksperimen. Cobalah melihat ke sekeliling ruangan ini dan temukan semua yang berwarna merah. Lihatlah sekeliling dan ingat-ingat, karena aku akan menanyakannya. OK, tutup mata anda, sekarang apa yang anda lihat berwana biru. Hehehehe.

Tidak ada. Coba renungkan, tidak ada. Sekarang buka mata dan lihatlah ke sekeliling anda. Lihatlah bahwa ternyata banyak yang berwarna biru di samping yang berwarna merah, tapi anda tidak menyadarinya saja. Anda tak melihatnya sebelumnya. Mengapa? Karena anda tak menyadarinya.

Lampu senter, apakah itu? Itulah kesadaran anda. Lampu senter itu adalah tingkat kesadaran anda. Saat anda menyalakan kesadaran anda pada sesuatu hal, hal itu menjadi kenyataan, hal itu akan menjadi pengalaman anda. Mungkin saat itu juga ada sesuatu di bawah hidung anda, tapi karena lampu senter anda tidak menyinarinya, anda tak akan melihatnya. Anda tak akan menyadarinya.

Coba fikirkan. Fikirkan bilyaran dolar yang kita keluarkan untuk membangun kesadaran akan kanker (cancer awareness). Coba fikirkan semua kampanye kesadaran kanker. Bayangkan kalau anda menggantinya dengan kesadaran akan kebugaran (wellness awareness), tentu dunia ini akan menjadi sangat berbeda.

Bayangkan jika kita memusatkan semua usaha pada kedamaian, dan bukan pada peperangan. Kita akan memiliki dunia yang sangat bebeda jika kita mengganti kesadaran kita.

Untuk lebih membawanya nyata dalam kehidupan, aku ingin berbagi apa kesadaran yang aku pelajari dari pengalamanku:

1. Cinta

Hal yang paling penting yang kupelajari adalah bahwa hal yang paling penting untuk kita perhatikan dan sadari adalah cinta. Ini nomor satu.

Dan saat aku mengatakan cinta, sangat mudah untuk bekata, “Kita harus mencintai manusia lain.” Tapi satu hal yang aku pelajari, adalah bahwa aku memiliki kanker karena aku tak mencintai diriku sendiri. Ini sangat penting.

Saat kita mencintai diri kita sendiri, kita menghargai diri kita sendiri. Saat kita menghargai diri kita sendiri, kita mengajari orang bagaimana kita harus diperlakukan.

Saat anda mencintai diri anda sendiri, anda tak akan merasa perlu mengendalikan orang lain atau merendahkan orang lain. Anda juga tak akan membiarkan orang lainmerendahkan anda. Jadi mencintai diri anda sendiri sama pentingnya dengan mencintai orang lain.

Semakin anda cinta pada diri anda sendiri, makin banyak cinta yang dapat anda berikan pada orang lain.

2. Janganlah takut dalam hidup.

Kebanyakan dari kita dibesarkan dengan rasa takut. Kita diajarkan untuk takut pada segalanya. Aku dulu takut pada segala macam hal. Aku takut kanker, aku takut salah makan, aku takut mengecewakan orang lain, aku takut pada segala hal. Aku takut gagal, dan kebanyakan dari kita dibesarkan untuk takut pada berbagai hal.

Banyak orang merasa bahwa rasa takut menyelamatkan kita. Hal ini tidak benar. Cintalah yang menyelamatkan kita. Saat and mencintai diri anda sendiri, dan orang lain, anda memastikan bahwa anda akan selamat, dan menjaga keselamatan orang lain.

Cinta menjaga anda jauh lebih selamat daripada rasa takut.

3. Humor, tawa dan kegembiraan.

Kita dilahirkan untuk tahu hal ini. Kita dilahirkan untuk tahu bahwa tertawa itu penting, karena itulah yang kita lakukan saat kita kecil. Kita lahir dengan cinta dan tanpa rasa takut. Tapi semua berubah saat kita menjadi dewasa.

Kalau para politisi belajar tertawa lebih banyak, kita akan punya dunia yang berbeda. Dan kalau lebih banyak yang tertawa, jumlah orang yang sakit akan lebih sedikit. Anda akan butuh lebih sedikit rumah sakit, dan penjara.

4. Hidup adalah sebuah karunia.

Benar-benar karunia.

Kebanyakan dari kita menganggap hidup sebagai beban. Seharusnya tidak begitu. Sayangnya kita seringkali baru sadar nilai dari sesuatu setelah kita kehilangan sesuatu tersebut.

Aku pun harus kehilangan hidupku dulu untuk bisa menyadari betapa berharganya hidup. Dan aku tak ingin orang lain melakukan kesalahan yang sama. Itulah sebabnya aku berdiri sendiri untuk menyampaikan pesanku. Karena aku tak ingin orang lain menyadarinya saat semua sudah terlambat.

Hidup anda adalah karunia.

Bahkan semua tantangan yang ada adalah karunia. Saat aku punya kanker, kanker menjadi tantangan terbesar dalam hidupku. Dan kini, saat aku melihat ke belakang, aku merasa itulah karunia terbesar yang pernah ada.

Orang mengira bahwa kanker membunuhku. Bahkan aku pun merasa begitu. Tapi sesungguhnya aku sendirilah yang membunuh diriku sendiri jauh sebelum aku memiliki kanker. Kanker menyelamatkan hidupku.

Semua bencana dalam hidup anda adalah karunia. Pada akhirnya anda akan selalu menemukan bahwa semua bencana adalah karunia. Dan kalau anda tidak merasakannya, artinya anda belum sampai di ujung.

5. Jadilah diri anda sendiri.

Jadilah yang terbaik yang bisa anda wujudkan. Bersinarlah seterang yang anda bisa. Rangkullah keunikan anda. Sadarilah siapa anda sesungguhnya, kenali diri anda, cintai diri anda tanpa pamrih, dan jadilah diri anda.

Dengan lima hal di atas, aku mengundang anda untuk hidup tanpa rasa takut.

Terima kasih.”

Anita Moorjani
http://ow.ly/m4bO309OJMF

Mau sehat? Mau membantu yang lain sembuh? bahagia kuncinya

is the best medicine.png

Kita semua saling mempengaruhi. Energi kita mengalir kepada orang lain yang ada di sekitar kita. Kita sedih, kalau di sekitar kita tidak cukup kuat untuk mengangkatnya, mereka pun akan terbawa ikut sedih. Kita semangat, gembira, kita pun bisa membuat yang lain gembira. Dan ini bisa terjadi meskipun kita tidak bicara langsung dengan mereka. Kehadiran kita saja bisa mempengaruhi yang lain.

Pengaruh ini tidak hanya berlaku saat kita bersama mereka secara fisik. Emosi, perasaan dan pikiran kita ternyata bisa tersalur melalui whats app group, facebook dan apapun metode interaksi kita.

Kalau orang lain saja bisa terpengaruh, bagaimana dengan sel kita sendiri? Semua perasaan dan pikiran kita pun sangat berpengaruh pada sel tubuh kita. Darah kita sangat peka pada mood. Coba cek pH urine kita dengan pH meter, apapun minuman makanan alkali yang kita konsumsi, saat kita galau, tubuh kita lebih asam daripada saat kita gembira. Coba perhatikan juga, saat kita sedih, atau depresi, ada saja bagian tubuh yang sakit atau terganggu.

Dengan demikian bisa kita lihat, makin positif pikiran kita, makin kita sehat lahir batin. Makin negatif, makin banyak gangguan kesehatan yang terjadi. Dan kalau sudah cukup signifikan, gangguan akan memunculkan sakit.

Jadi mau sehat?

  • Pikiran harus positif.
  • Apapun yang terjadi, ikhlas. Setiap nafas adalah nafas baru, jadi jangan pusing dengan yang sudah lalu dan jangan khawatir dengan yang belum terjadi.
  • Nikmati saja semua ketentuanNya di saat ini, dan syukuri sepenuh hati.
  • Yakin bahwa selalu ada kebaikan di balik semua ketentuanNya, Yang Maha Pengasih Penyayang.
  • Sayangi semua makhlukNya, karena kita adalah wakil Sang Maha Pengasih Penyayang. Jangan lakukan apapun untuk pamrih. Cukup Sang Pencipta yang menilai. Cinta tak pernah dibarengi dengan transaksi, “Kalau aku begini harusnya dia begitu.” Ini dia biang sakit.
  • Dan bahagialah bersama seluruh makhlukNya. Saat kita bisa benar-benar tulus berbagi dan berbahagia bersama semua makhluk, termasuk mereka yang dzalim pada kita, yang pernah memfitnah kita, yang pernah kita anggap merugikan kita, saat itulah hati bekerja menjadi bersih dan suci.
  • Dan saat hati dalam keadaan baik, bersih dan suci, seluruh organ akan menjadi baik.

Untuk orang tua

Jaga hati yang selalu baik, karena anak akan menyerap semua perasaan tanpa mereka semua sadar. Jagalah hati yang bersih, bahagia untuk semua anggota keluarga, agar semua sehat dan bahagia lahir batin. Bukan hanya di rumah, tapi setiap saat, karena emosi negative di luar rumah bisa terbawa ke rumah tanpa sadar.

Bagi mereka yang merawat dan menjenguk orang sakit

Semangat dan optimisme mereka yang merawat dan mengunjungi yang sedang sakit akan sangat mempengaruhi pemulihan yang sakit. Jadi hati-hati kalau mengunjungi orang sakit. Pastikan kita benar-benar dalam kondisi hati yang bahagia dan bahagia pula melihat kondisi mereka yang kita kunjungi. Karena sakit adalah karunia, bukan? Jadi bahagialah untuk mereka, sejujur-jujurnya, baru kunjungi mereka.

Untuk semua yang ada di kantor

Jepang sampai punya kata khusus, “karoshi” untuk “stress bekerja” yang bisa menimbulkan kematian. Bagi para pekerja hampir sebagian besar waktu dihabiskan di tempat kerja. Maka boss yang uring-uringan, teman kerja yang stress, bisa sangat mempengaruhi kesehatan semua orang di tempat kerja, tak terkecuali.

Ingatlah bahwa menjaga semangat dan kebahagiaan kita adalah kebaikan yang sangat penting untuk diberikan bagi semua teman kerja kita.

Budayakan coaching, pastikan semua orang bisa mendapat sesi coaching yang benar-benar memberdayakan dan membebaskan dari stress minimal setiap minggu. Memang makan waktu, tapi ini penting agar kita tidak pelan-pelan membuat teman-teman di tempat kita menjadi “zombie berjalan” yang tak lagi produktif dan kreatif akibat stress.

Yuk, kita jaga hati, terus bersihkan hati, sampai pada titik di mana kita bisa menyembuhkan diri kita sendiri dan membantu proses kesembuhan orang lain hanya melalui keberadaan kita. Bahagia adalah pilihan dan damai adalah keputusan.

Bagaimanakah kita dapat melakukannya dengan lebih baik lagi hari ini?

Bismillah.

Ditayangkan juga di: Hati-hati, jangan sampai keberadaan kita membuat orang lain sakit.

Kanker membantu kita menjadi manusia cerdas, yang selalu ingat hari akhir


Seorang murid berguru ke Negeri Cina, untuk menemukan metode pengobatan bagi orang tuanya yang kala itu sedang sakit. Ia berguru dan berguru, belajar berbagai hal untuk bisa dibawa ke tanah airnya dan mengobati orang tuanya. Di tengah pencariannya, tiba-tiba ia menerima kabar bahwa salah satu orang tuanya meninggal dunia. Betapa ia sedih luar biasa. Dunianya seakan hancur, ia frustasi dan susah menerima fakta bahwa ia tak bisa membantu kesembuhan orang tuanya.

Di tengah kesedihannya, gurunya menghiburnya, “Jangan bersedih. Yang sudah berpulang sudahlah. Sekarang kau fokus untuk belajar sebaik mungkin, dan sepulangnya kau ke tanah air, berbuatlah banyak kebaikan dengan ilmumu ini.”

Murid ini sangat kecewa dan tidak bisa terima kalau gurunya tidak memahami kesedihannya. Betapa tega.

“Kok guru tidak memahami kesedihanku? Aku sangat mencintai mereka, kenapa aku tidak boleh sedih?”

“Kamu sedih itu untuk dirimu sendiri atau untuk orang tuamu? Bukankah kau sedih karena kau merasa ditinggal? Engkau sedih karena mereka tak ada lagi di sini untuk menyayangimu, bukan? Kau bersedih bukan karena cintamu pada mereka, tapi karena kau merasa tidak lengkap tanpa mereka.” tegas sang guru.

“Coba kau fikirkan, apa yang diinginkan Sang Maha Pengasih Penyayang yang sangat mencintaimu, dengan memanggil orang terkasihmu pulang menghadapNya? Mungkin Ia ingin kau lanjutkan perjuangannya, mungkin ia ingin kau mulai mandiri, mungkin menurutNya kini giliranmu memimpin keluarga besarmu. Coba renungkan, apa cinta yang diberikanNya melalui kejadian ini?” tanya gurunya.

Si murid tercenung. Iya, ya… kebaikan apa yang didapat oleh orang tuanya kalau ia bersedih? Sesungguhnya ia sedih bukan karena ia cinta pada orang tuanya, tapi karena ia cinta pada dirinya sendiri. 

Rasa takut, khawatir, gamanglah yang membuatnya menangis. Ia terus tercenung, sibuk mencerna kesadaran barunya.

“Saya mengerti, Guru. Memang kesedihan ini timbul bukan dari kecintaanku pada orang tuaku, tapi kekhawatiranku atas masa depanku. Aku memang belum ikhlas, belum bisa menerima ketentuan Sang Maha Kasih atasku, aku merasa ditinggal dan diperlakukan tidak adil oleh Sang Maha Kuasa. Padahal Ia sangat mencintaiku lebih dari orang tuaku sekalipun,” jawabnya.

“Kalau kau benar-benar cinta pada orang tuamu, berbuatlah sebanyak-banyaknya kebaikan, karena kebaikan itulah yang akan sampai pada orang tuamu,” tegas gurunya dengan lembut.

Si murid pun tersenyum. Kini ia mengerti, mengapa kesedihannya sesungguhnya bukan didasari oleh cintanya pada orang tuanya, tapi lebih pada egonya yang sedang tersakiti karena tidak bisa menerima kehendak Sang Kuasa.

Kini si murid telah menjadi guru, dan kepada semua orang ia berpesan, “Janganlah bersedih saat ada yang meninggal. Berbuatlah kebaikan sebanyak-banyaknya, karena kebaikan itu yang akan sampai kepada mereka. Kesedihanmu mungkin malah akan menjauhkanmu dari mereka.”

Teman,

Memang kita selalu sedih saat ada yang meninggal. Dan kita seringkali tenggelam dalam kesedihan itu. Bahkan ada yang bertahun-tahun belum bisa “move on” dari kesedihan ditinggal oleh mereka yang terkasih. 

Kita menyebut kesedihan itu sebagai “bukti cinta” tapi sadarkah kita, bahwa kesedihan itu tak menghasilkan kebaikan apa-apa bagi mereka yang kita cintai? Baik yang berpulang dan mereka yang masih ada?

Saat ada yang meninggal, berbuatlah kebaikan sebanyak-banyaknya. 

🌹Orang tua akan mendapatkan pahala amal jariah dari semua kebaikan anaknya. 

🌹Sambunglah silaturahmi mereka dengan teman-teman dan saudara-saudara mereka. 

🌹Lanjutkan perjuangan mereka, 

🌹Berikan doa yang tak putus-putus setiap hari. Itulah bukti cinta pada mereka yang sudah tiada.

Kita bisa jadi sedih, tapi mereka bisa jadi sedang tersenyum memandang pada kita semua sambil berucap, “Sabar ya. Kita bisa bertemu lagi nanti, pada waktunya. Kini jalankanlah tugasmu. Doakan kami, dan berbuatlah kebaikan, karena itu yang membuat kami bahagia.”

Doakanlah bahwa mereka bahagia dalam taman surgaNya. 

Jagalah kesehatan lahir batin denga kebahagiaan dan rasa syukur, agar makin banyak kebaikan yang dapat kita perbuat. 
Berbuatlah kebaikan pada semua yang mereka kenal. Hentikan kesedihan, karena kesedihan membuat kita jauh dari apapun yang dapat menolong mereka di sana.

Mereka yang selalu ingat kematian adalah manusia-manusia yang paling cerdas, karena mereka punya perspektif perencanaan jangka paling panjang. Dan berpulangnya seseorang kepada Sang Pencipta adalah momentum untuk mengingatkan kita selalu bahwa hidup ada akhirnya. Dan kita harus selalu siap. 

Maka jadikanlah proses kematian sebagai proses pendewasaan diri, proses mendekatkan diri kepadaNya. 

Doakan terus agar suatu hari kita semua bisa berkumpul kembali dalam surgaNya, untuk menikmati jamuanNya di atas piring emas, memakai sutra hijau, di dalam istana-istana indah. Sungai mengalir di bawah kita, dan berbagai jenis buah-buahan bertebaran di mana-mana. Tanah pun indah, semerbak seperti kasturi, dan batunya ditaburi berlian dan batu permata. Tak akan ada lagi sakit, tak akan lagi ada sedih. Yang ada hanya damai dan bahagia bersama.

Insya Allah.. keindahan ini yang akan kita nikmati kalau kita terus berbuat kebaikan, amal sholeh hanya untukNya. Fokus untuk membangun dan melayani orang lain dalam jalanNya. Aamiin.

Everything shall pass one day. 

This too shall pass.

http://ow.ly/lp9T309BTVl