Bulan Dzulhidjah adalah bulan untuk mengenang sebuah keluarga yang luar biasa.
Belajar dari ikhlasnya seorang perempuan bernama Siti Hajar yang ditinggal sendirian bersama bayi kecilnya di padang pasir terik gersang tanpa kehidupan, seorang diri.
Belajar dari tegarnya seorang suami dan ayah baru, Nabi Ibrahim, yang menjalankan perintah Allah meninggalkan istri dan bayi kesayangannya di tengah padang pasir walaupun hati sedih.
Belajar dari kesabaran seorang anak, Nabi Ismail, saat diberi tahu bahwa ayahnya diperintahkan menjadikannya kurban.
Belajar dari iman dan penyerahan diri total ketiga tokoh ini, atas penjagaanNya, perlindunganNya, dan kasih sayangNya.
Sebagai hamba, apapun yang diperintahkan Pencipta, mereka ikuti, tanpa komentar, tanpa mengeluh, hanya diikuti dengan penuh ketaatan.
Bagi semua penerima kurikulum kanker, dan kurikulum hidup apapun, belajar dari mereka bertiga ini penting sekali. Ujian yang Allah berikan untuk mereka bertiga adalah ujian kasus ekstrim yang tidak diberikanNya lagi pada manusia manapun. Ujian apapun yang kita harus lalui tidaklah pernah seberat ujian bagi mereka.
Kanker?
Ga punya uang?
Banyak hutang?
Dikhianati pasangan?
Ditipu?
Dirampok?
Dihina?
Iya, tapi kan masih bisa hidup di tengah keluarga, masyarakat. Masih ada makanan kan?
Tidak harus menerima keputusan Allah ditinggal di padang pasir, kan?
Atau diperintahkan untuk disembelih kan?
Atau diperintahkan untuk menyembelih anak yang sangat dirindukan kan?
Mereka yang ditinggal di padang pasir sendirian pun masih dijaga.
Yang diperintahkan menyembelih dan disembelih pun ternyata dilindungi dan digantikan dengan yang lebih baik.
Dan semua menjalankan dengan bahagia, dan berakhir bahagia.
Bukan hanya bahagia di dunia, tapi bahagia abadi di akhirat.
Menerima manfaat kebaikan yang terus mengalir deras sampai akhir zaman berkat semua kesabaran, ketulusan, keikhlasan dan ketaatan yang mereka contohkan.
Setiap kali dirundung galau, ingat saja bahwa apapun ujian kita, tak ada apa-apanya dibanding ujian bagi mereka semua. Mereka digoda setan untuk mengeluh dan menolak perintah, tapi mereka tak tertarik. Pahala dan ganjaran dari Sang Maha Kasih lebih mereka rindukan.
Nah, kira-kira apa pelajaran penting Dzulhidjah dan kisah kehidupan keluarga Nabi Ibrahim yang dapat kita ambil untuk membantu kita mengatasi uijanNya?
Apa hal terbaik yang dapat kita lakukan sekarang untuk membangun ikhlas, syukur dan iman yang kuat dalam menghadapi ujian hidup kita?
Dan kalau sampai kisah kita pun Allah angkat menjadi suri tauladan bagi anak keturunan kita, kira-kira apa yang akan kita ceritakan?
Bagaimana kita bisa memberi contoh baik bagi anak keturunan kita dalam menghadapi ujian yang sedang kita jalankan?
Selamat menjalankan ibadah bulan Dzulhidjah, teman-teman.