Innalillahi, justru saat lagi sakit, bukan hanya untuk yang sudah berpulang

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun

 

Setiap kali ada yang berpulang kita pasti akan mengucapkan Innalillahi wa inna ilaihi rajiun sebagai tanda duka cita. Tapi kalau ada orang yang sakit lalu kita ucap Innalillahi, wah.. bisa-bisa yang sakit marah. “Ngedoain saya meninggal?” Mungkin itu prasangkanya. Karena di Indonesia Innalillahi hanya diucap sebagai tanda duka cita, tanpa sadar makna dalam yang terkandung di dalamnya.

Dalam Quran Innalillahi wa inna ilaihi rajiun disebutkan dalam ayat:

Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah: 155-157)

Kalau dari ayat ini, bisa dilihat bahwa ucapan ini adalah ucapan orang yang sabar, dan diucapkan saat mereka tertimpa musibah, bukan hanya kalau ada yang meninggal.

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun artinya “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali.” Orang yang mengucap hal ini saat tertimpa musibah hendak mengatakan bahwa sebagai kepunyaan Allah, yang diciptakan dan dimiliki sepenuhnya oleh Allah, maka mereka berserah diri saja. Mau diapain, mau dikasih ujian anak begini, suami begitu, pekerjaan begini, keluarga begitu, teman-teman begini, dikasih sakit, dikasih kejadian bencana, malapetaka… ya sudah … memang kita milikNya kok, kenapa harus mengeluh? Begitu saja kok repot? Yakin percaya penuh bahwa semua itu diberikan atas dasar cinta, kasih sayang, yang mungkin belum tentu kita semua tahu hikmah indah di baliknya, percaya saja pasti indah. Dan percaya penuh bahwa Sang Pemilik ini tahu kemampuan kita. Sebagai Kepala Sekolah dan Guru Semesta, Allah tahu benar “kelas” kita dan tingkat kesulitan yang harus kita lalui untuk naik kelas.

Terus kenapa harus mengeluh? Mbok ya malah bersyukur. Begitu aja kok repot? hehe..

Allah berjanji bahwa manusia yang sabar dan selalu mengucap Innalillahi saat ikhlas tersenyum menerima musibah akan mendapat keberkahan sempurna, naik kelas dan lulus dengan gemilang dari ujian tersebut. Mereka itulah yang mendapat petunjuk, ibarat di kelas, mereka sudah belajar duluan pakai bank soal.

Jadi ucapkanlah innalillahi dalam setiap kondisi yang tidak enak, karena banyak sekali ujian setiap detik yang tidak kita sadari bahwa itu ujian.

Ada yang menyalip di jalan? Innalillahi. Musibah, meskipun kecil. Kita lagi diuji sabar dan mendoakan agar yang menyalip selamat sejahtera, sadar bahwa mereka tidak perlu menyalip lagi.

Ada yang kita senyumi tidak membalas senyum. Innalillahi. Musibah kecil lagi, kita sedang dikasih pelajaran bahwa kita senyum itu hanya untuk Allah, bukan untuk tujuan dibalas oleh makhluk.

Ada yang mengeluh panjang lebar tanpa batas. Innalillahi. Musibah kecil lagi. Salah-salah kita ikutan galau dan lepas tawakal pada Allah, bahwa Allah selalu membantu makhlukNya. Kita sedang diuji bagaimana bisa mengingatkan orang lain untuk tetap berserah diri padaNya, dan semua ujian diberikan sebagai cintaNya. Mintakan pengganti yang lebih baik dari Allah untuknya.

Didiagnosa kanker? Innalillahi. Bagi banyak orang ini musibah besar. Kita sedang diuji untuk terus mendekat padaNya, mensucikan diri, membuang segala keburukan dalam hati, pikiran dan jiwa dalam memurnikan kembali tubuh yang sakit. Mintakan pengganti yang lebih baik dari Allah.

Tak ada kejadian yang bisa membutuhkan kesabaran yang bisa kita lalui tanpa ucapan Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Teruslah ucapkan hal ini, bangun ikhlas dalam hati tanpa harus mengucap ikhlas. Karena hanya orang ikhlas yang setan tak mampu ganggu.

Jadi sekarang, untuk musibah yang mana yang perlu kita ucapkan innalillahi wa inna ilaihi rajiun? Yang mana lagi? Yang mana lagi?

Semoga dengan menyerahkan semua itu kepada Sang Pencipta Musibah, yang juga Maha Pemberi Jawaban, jawaban akan segera datang agar kita bisa segera menemukan jalan keluarnya. Dan kalaupun belum… semoga kita semua tetap sabar dan bahagia, karena semua dariNya pasti indah.

Bismillah..

Cobaan: Seperti Anak Panah,Dimundurkan Untuk Melesat Ke Depan

  

Pernahkah kamu mengalami suatu keadaan yang membuat hidupmu seperti ditarik mundur, jauh dari harapan?

Pernahkah kamu melihat orang-orang yang dulunya berapi-api tiba-tiba seperti kehilangan semangat bahkan lenyap dari peredaran?

Pernahkan kamu melihat atau bahkan merasakan bahwa orang-orang yang pernah kau lihat (atau bahkan dirimu sendiri) mengalami kemunduran itu, lalu tiba-tiba melesat cepat ke depan dan meraih banyak hasil?

Kita seperti anak panah di tangan Allah. Ada masa-masa anak panah itu melesat cepat terlepas dari busurnya menuju sasaran yang dimaksudkan.

Ada masanya anak-anak panah itu harus istirahat dalam kantongNya. Namun di saat yang diperlukan, anak panah itu akan dipasang dalam busurNya ditarik kebelakang.. Sejauh mungkin untuk mencapai suatu sasaran.

Semakin jauh tarikannya, semakin jauh pula jarak yang akan ditempuh. Semakin panjang rentang busur menarik ancang-ancang, makin cepat pula anak panah itu melesat.

Jika kau seperti dalam keadaan yang mundur, bersabarlah. Mungkin Allah tengah meletakkanmu di busurNya. Menarikmu jauh-jauh ke belakang, agar di saat kau dilepaskan, kau memiliki daya dorong yang kuat untuk mencapai sasaran. Dan jika kau melihat seorang teman seperti tengah mengalami kemunduran, jangan buru-buru menghakimi dengan mengatakan “Apinya telah padam” atau.. “Jangan-jangan dia ada dosa..”

Jadilah teman yang baik, yang mendampingi di saat temanmu sedang “dimundurkan” karena dengan demikian kau ikut menjaganya agar tidak sampai putus asa dan terkulai

Kamu, aku, dia, mereka, kita… adalah anak-anak panah ditangan Allah..! Hidup untuk mencapai suatu sasaran yang sudah ditetapkan

Tetaplah semangat, tetaplah bersabar, tetaplah tekun dalam kebenaran, dan senantiasa ISTIQOMAH dan tetaplah berdoa memohon kepada Allah, niscaya Allah akan memberi lebih dari yg kita mohon .

Semua akan berlalu. Marilah kita manfaatkan setiap detik dengan baik.




Pada suatu hari, seorang bijak meminta kepada seorang tukang emas yang suda tua renta untuk membuat cincin dan menuliskan sesuatu di dalamnya. Sang bijak berpesan, “Tuliskanlah sesuatu yang bisa disimpulkan dari seluruh pengalaman dan perjalanan hidupmu supaya bisa menjadi pelajaran bagi hidup saya”. 

Berbulan-bulan si tukang emas yang tua membuat cincin tersebut merenung kalimat apa yang patut diukir di cincin emas yang kecil itu. Akhirnya, si tukang emas itupun menyerahkan cincinnya pada sang bijak. Dengan tersenyum, sang bijak membaca tulisan kecil di cincin itu. 

Bunyinya, “THIS TOO, WILL PASS” ( artinya “DAN YANG INIPUN AKAN BERLALU” ). Awalnya sang Bijak tidak terlalu paham dengan tulisan itu. Tapi, suatu ketika, tatkala menghadapi persoalan hidup yang pelik, akhirnya ia membaca tulisan di cincin itu “DAN YANG INIPUN AKAN BERLALU” lalu ia pun menjadi lebih tenang. 

Dan tatkala ia sedang bersenang-senang, ia pun tak sengaja membaca tulisan di cincin itu “DAN YANG INIPUN AKAN BERLALU” lantas ia menjadi rendah hati kembali. 

Ketika anda mempunyai masalah besar ataupun sedang lagi kondisi terlalu gembira, ingatlah kalimat “DAN YANG INIPUN AKAN BERLALU.”

🌹 Tidak ada satupun di dunia ini yang abadi. Jadi, ketika anda punya masalah, janganlah terlalu bersedih. 

🌹 Tapi, tatkala anda lagi senang, nikmatilah selagi anda bisa senang. Ingatlah, apapun yang anda hadapi saat ini, semuanya akan berlalu. 

Untuk itu : 

🌹 tetaplah SEJUK di tempat yang panas

🌹 tetaplah MANIS di tempat yang begitu pahit.. 

🌹 tetaplah merasa KECIL meskipun telah menjadi besar

🌹 tetaplah TENANG di tengah badai yang paling hebat

AND THIS TOO WILL PASS

Hanya Allah yang tak akan berlalu. Yuk, kita berpegangan seerat-eratnya pada Allah yuk. 

Kiriman: Mbak Mitri, Haji Balda 2014.

🌹🌻🌹🌻🌹

Teman-teman di Taman Lavender tercinta,

Setiap kali merasa ada yang berat, sakit, galau di tengah menghadapi kanker, ingatlah:

THIS CANCER TOO WILL PASS.

Jangan sampai kita rugi dan tak sempat mendapatkan manfaat sebanyak-banyaknya dari semua yang disediakan Sang Pencipta di balik sakit yang dikirimNya.

Marilah kita rajin bertanya:

🌹 Apa pesanNya dengan mengirimkan ujian ini?

🌹 Apa saja keberkahan yang ada di balik ujian ini?

🌹 Bagaimanakah aku dapat memanfaatkan ujian ini untuk berbuat kebaikan dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran?

🌹 Bagaimana aku dapat menjadi berkah bagi sesama dengan kondisiku ini?

🌹 Apa kesempatan yang terbuka bagiku saat ini yang tak akan datang lagi setelah ujian ini berlalu?

Semoga kita semua dapat menjadi manusia yang beruntung, memanfaatkan setiap detik untuk kebaikan, baik dalam kondisi senang maupun susah. Aamiin.


Kekuatan sedekah membuka jalan sembuh

IMG_0718

Saya mendapat amanah pimpin jamaah haji.
Tahun 2005 ada seorang jama’ah kami yang punya penyakit diabetes akut. Beliau luka di kaki beberapa saat sebelum waktu pelunasan biaya haji. Vonis dokter, kaki dia harus dipotong. Jama’ah saya itupun membatalkan hajinya.
Persis di hari pemotongan kakinya, beliau kedatangan seorang tetangga yang mohon bantuan. Spontan saja uang yang direncanakan untuk pelunasan haji diberikan kepada tetangga yang miskin itu.

Beliau seorang pemborong di Kota ‘B’. Maka, beliau menyempatkan diri mampir ke ‘proyek’-nya sebelum ke Rumah Sakit. Di lokasi, beliau ketemu seorang kuli bangunan yang lalu menyapanya: “Bos kok loyo?”

Sambil memperlihatkan luka di kakinya, beliau menjawab: “Kaki saya akan dipotong.”

Dengan santai, kuli tersebut bilang: “Jangan Bos. Itu sembuh pakai salep 88 saja. Nih saya masih ada.”
Si kuli lalu memberikan salep 88 kepada si Bos.

Beliau berkata: “Anda tahu apa? Masa sudah habis jutaan ke dokter tapi tak sembuh, sekarang Anda kasih saya cuma salep 88?”

Berikutnya, si kuli langsung mencolek salep 88 dan mengoleskannya ke luka beliau.

Agar tidak mengecewakan si kuli, beliau diam saja dan membawa sisa salep 88 itu.

Karena merasa gatal di kakinya hilang, beliau menelepon dokter dan minta ditunda pemotongan kakinya 2 hari lagi. Selama 2 hari itu beliau merasakan kakinya jadi ringan, lukanya kering dan sembuh.
Saat kembali periksa ke dokter, sang dokter malah memutuskan untuk tak diamputasi dulu.

Subhanallah, jamaah kami itu akhirnya melunasi hajinya dan berangkat bersama kami.

Sampai saat ini, kakinya masih utuh dan diabetesnya normal.

KISAH INSPIRATIF
Subhanallah. Dahsyatnya sedekah dan menghormati orang yang di bawahnya.

Kiriman Mbak Adi Tri, anggota Lavender Ribbon Cancer Support Group

Yuk, sedekah dan bantu orang banyak-banyak yuk.